Kamis, 24 Juli 2014

Bukan saatnya!

Mungkin belum saatnya untuk aku mengatakan yang sebenarnya, mungkin aku belum ditakdirkan untuk bersamanya dan mungkin aku memang bukan untuknya. Begitu banyak kata ‘mungkin’ dihidupku yang masih belum terjawab dan selalu menjadi tanda Tanya besar dihidupku. Kamu takkan mengerti betapa sakitnya bertahan dalam ketidakpastian yang sangat menyesakkan dada ini. Begitu banyak pertanyaan yang belum terjawab dan masih menjadikan rasa ini tergantung. Tak dapat dipungkiri lagi jika aku hanya seorang wanita yang hanya bisa menahan rasa ini dan menahan ego untuk tak menyampaikannya. Karna wanita selalu membiarkan waktu yang menjawabnya. Aku lelah dengan semua ini, aku lelah dengan kamu yang seenaknya datang dan pergi dihidupku, kamu terlalu hitam-putih dihidupku. Memang aku yang terlalu bodoh berharap lebih dan membiarkan rasa ini terus muncul dan memikirkan seseorang yang tak jelas memikirkan aku atau tidak. Ya aku sangat bodoh, untuk apa aku memikirkan seseorang yang tidak benar benar selalu ada untukku dan tak selalu menganggap kehadiranku penting dihidupnya. Untuk apa aku mempertahankan seseorang yang tak memberikan aku kejelasan. Aku benar benar tak ingin mempunyai perasaan untuk seseorang yang perasaanya tak ditujukan untukku. Sejujurnya aku merindukanmu, aku rindu candamu di telfon tengah malam, aku rindu saat kamu sedang memainkan petikan gitarmu, aku rindu saat kita saling bercerita satu sama lain tentang impian kita, aku rindu mendengar suaramu. Banyak hal yang membuat aku dengan begitu cepat mengingat namamu dan sebegitu cepat juga aku merindukanmu. Begitu jelas semua ku ingat tentang kita dalam waktu yang singkat tapi cukup indah untukku. Aku pun tak mengerti mengapa aku masih bertahan sebegitu lamanya hanya untuk kamu yang tak bertahan untukku. Jika memang kamu bukan untukku aku ingin benar benar melupakanmu dan menghapus kamu dalam hidupku, seberat apapun itu akan aku lakukan jika kamu juga sudah bahagia dengan pilihanmu. Aku tak ingin terus menerus terdiam dalam kejatuhan. Aku hanya ingin bangkit dan mengepakkan sayapku dengan sendirinya tanpa harus bersamamu.

Selasa, 22 Juli 2014

Untitled

Semua terasa begitu menyesakkan dada ketika rindu mulai datang. Mengharapkan kamu berada disampingku dan memeluk hangat tubuh ini. Begitu banyak yang ingin aku ceritakan kepadamu tentang lembaran baruku, begitu banyak rindu ini hingga aku tak dapat lagi menampung air mataku yang saat ini terus berjatuhan karna aku terlalu merindukanmu. Aku sangat merindukanmu. Banyak waktu yang tak lagi dapat aku lewati bersamamu. Banyak waktu yang aku habiskan untuk melihat pesan singkat darimu tanpa memperhatikan bahwa sebenarnya, kamu sibuk dengan duniamu dan terlalu menyempatkan dirimu untuk mengirim pesan pesan itu untukku. Aku tak dapat menyangkalnya bahwa semua sudah berubah semenjak kita mulai memilih jalan yang berbeda, aku juga tak dapat menghindari semua perubahan yang terjadi. Aku sangat mencintaimu. Begitu singkatnya 1 kalimat yang tersusun rapih namun sangat bermakna karna hanya itu yang dapat membuat aku bertahan dalam kerinduan ini. Aku selalu menunggu waktu yang tepat agar kita dapat bertemu. Aku akan selalu menunggu waktu itu datang. Semua kerinduan ini begitu tersusun rapih dalam hati ini, begitu banyak hal yang ingin aku lakukan saat bertemu denganmu. Namun saat pertemuan itu datang, hanya dengan melihatmu saja hati ini sudah luluh dan tak dapat lagi berkata apapun. Hanya duduk diam disampingmu dan memelukmu pun sudah cukup mengobati semua rindu yang aku pendam. Dan selalu berharap agar ini bukan pertemuan kita yang terakhir………

Kamis, 17 April 2014

Berawal dari percakapan itu

Berawal dari percakapan manis yang tak kunjung usai dari hari kehari. Aku mulai menyukai caramu memulai setiap percakapan dan merasa ada sesuatu yang menarik antara kita. Mungkin aku terlalu cepat mengartikan perasaan ini, aku tak tahu apa hanya aku yang merasakannya atau mungkin kau juga merasakan rasa ini. Mungkin aku yang merasakannya terlebih dahulu, atau mungkin aku terlalu perasa. Aku tak mengerti apakah kamu datang untuk mengobati luka dihatiku atau nantinya kamu juga akan meninggalkanku sama sepertinya. Percakapan hingga larut malam ini begitu manis. Kamu membuat malam dingin ini menjadi hangat ketika kamu masih ada dilayar hpku. Semakin hari kamu semakin memberikan harapan. Kamu memperlakukanku layaknya kamu mencintaiku. Aku semakin hari semakin mencintaimu dengan caramu memberikan kata kata manis diujung telfon dan ucapan setiap pagi dan malam yang tak pernah kau lupa. Dan kau menjadi bagian dalam hidupku. Berbulan bulan kau memberikanku harapan tapi kau tak memberikan kepastian. Aku masih tetap terdiam dan menikmati semua yang ada. Mungkin kamu belum siap untuk menyatakan semuanya, mungkin waktunya belum tepat. Aku menganggap semua baik baik saja. Kamu mulai sering menggodaku di social media, sehingga semua temanku menanyakan statusku denganmu. Aku tetap terdiam ketika ditanya tentang status. Aku benar benar tak mengerti apakah semua orang yang saling menyayangi harus punya status yang jelas? Bukankah mereka bersama saja sudah cukup? Hatiku semakin terbalut. Aku tak mengerti harus berbuat apa, tak mungkin seorang wanita menyatakan perasaan terlebih dahulu, dan setiap wanita yang berada di posisi ini akan memutuskan untuk tetap berdiam diri memendam perasaannya. Hatiku semakin tergugah, semua teman-temanku sudah terus mendesakku agar aku berbicara padamu dan meminta kepastian status kita. Bahkan aku sendiri bingung kamu tidak pernah menyebutkan kata “KITA” dalam percakapan manis atau telfon. Semuanya begitu manis sampai tangisanku menyesakkan dadaku. Aku mencoba memberanikan diri untuk mengungkapkan semua yang ada di hatiku. “Semua temanku menanyakan status kita.” “lalu?” “Aku tak mengerti harus menjawab apa. Aku hanya bilang kita dekat dan saling mencintai.” “Apa semua butuh status?” “Ya. Memang dulu aku berfikir tidak apa tidak ada status. Tapi semua ini begitu menyesakkan dadaku. Bahkan kamu pun tak pernah menyebutkan kata “KITA” dalam setiap percakapan kita. Aku sangat mencintaimu, kamu memberikanku harapan. Aku tak mudah membuka hati untuk orang lain. Namun akhirnya kamu datang padaku dan aku fikir aku mulai mencintaimu.” “Aku dan kamu bersama saja sudah cukup bukan? Mengapa kau terus mempermasalahkan status denganku? Aku tak perduli dengan status. Yang aku tahu aku dan kamu saling sayang sudah cukup itu saja. Aku tak mau memiliki status dengan orang lain. Aku tak mau kehilangan kamu, aku tak mau kita putus atau semacamnya. Aku tak mau aku dan kamu sama sama menjauh saat kita sudha lepas dari status nanti jika kita tidak ditakdirkan bersama. Aku berjanji aku akan mencintaimu.” “Mengapa kamu berjanji? Aku tak suka janji jika tidak ditepati. Aku tak suka janji jika semua akan berubah menjadi omong kosong!” “Maafkan aku belum bisa memberikanmu kepastian tentang status hubungan ini. Aku masih sering memikirkannya…” “Siapa? Masa lalumu? Lalu untuk apa kamu memberikan aku janji dan harapan?” “Maafkan aku…” “Maafmu tak cukup dan tak dapat menghapus luka dihatiku. Aku salah membuka hatiku untukmu,aku salah… tak apa jika kamu masih sering memikirkannya dan merindukannya tapi tinggalkan aku sendiri disini sekarang. Terimakasih untuk janji dan harapan yang telah kamu berikan padaku…” Malam itu aku berlari, menjauh darinya, menjauh dari hidupnya Aku menata kembali hidupku yang hancur mulai dari malam itu. Aku mengingat jelas lekukan wajahnya, dia hanya menatapku, matanya bersinar menunjukkan kepedihan hatinya. Aku tak dapat melupakan wajahnya. Hatiku sakit mendengar namanya, semua ini menyesakkan dadaku. Dia pun menghilang dari kehidupanku, orang yang dulu sering membuatku tertawa sekarang hanya bisa membuatku menangis sekencang kencangnya. Aku terus mencoba memperlihatkan bahwa aku baik baik saja dan sudah melupakan kesedihan itu. Sulit melupakan malam itu dan menjalani kenyataan yang ada. Kenyataan pahit yang membuat hidupku berubah, benar benar mengalami perubahan. Kata katamu masih menusuk hatiku, bayangmu selalu muncul. Hari hariku begitu keruh. Aku benci melihat masa lalu. Setiap malam aku selalu merindukanmu, aku masih belum bisa menyusun dengan rapih hatiku. Hatiku masih tetap untukmu walaupun kamu dan ragamu sudah menghilang. Betapa bodohnya aku menghabiskan waktuku untuk memikirkan kamu yang benar benar tak pasti. Beberapa bulan dari hari itu semua telah berlalu. Aku berjalan jalan sendiri senja itu, tak sengaja wajahmu berkelut dalam ingatanku. Dan di ujung sana aku melihatmu, aku tak percaya. Kamu duduk diam di ujung sana melihatku,aku bertemu lagi denganmu di tempat terakhir kita bertemu. Kita hanya saling bertatap muka dan menunjukkan rindu yang mendalam dari tatapan itu. Kamu menghampiriku dan memelukku “Aku tak dapat melupakanmu walau waktu telah berlalu. Kamu lebih penting dari masa laluku. Kamu begitu manis untuk selalu aku rindukan. Ahh…aku sangat merindukanmu. Jangan berbicara apapun, menangislah jika ingin menangis, aku sangat merindukanmu. Rindu ini begitu menyesakkan dadaku. Aku mencintaimu…” ucapnya sambil memeluk erat tubuhku.

Minggu, 09 Maret 2014

Sabar

Lima kata yang sulit dan dapat membuat keindahan didalamnya. Hatiku terus berkata tidak. Aku mencoba untuk selalu hidup didalam kenyataan hidupku, bukan mimpiku. Mimpi yang hanya akan menjadi mimpi. Sesuatu yang sulit diubah, kecuali dengan takdirNya yang pada akhirnya akan membuatku mengerti betapa besar arti sabar dalam hidupku. Tak semua indah dalam hidup, bahkan disetiap keindahan selalu ada kekurangan dan cacat didalamnya. Seindah indahnya sebuah bunga, jika ada duri dan mengenai tangan bunga pun akan terjatuh dan kotor tidak seindah saat pertama kali melihat dan memegangnya dan mencium harumnya. Jika kau mengerti dan seandainya kau mengerti aku akan selalu berusaha bersabar untukmu. Tetapi kamu bahkan tak menyadarinya dan tak memahaminya. Aku selalu mencoba melakukan sesuatu yang berharga dimatamu tetapi aku tidak merasa bahwa semua itu akan mengubah pandanganmu. Pandanganmu tetap saja tidak tertuju kepadaku. Dan akupun tetap saja memaksakan hal yang seharusnya sudah tidak aku perjuangkan lagi. Seharusnya aku sudah berhenti saat kau mulai menunjukkan perasaanmu kepada dia yang kau cintai. Tetapi aku tetap saja berjuang untuk mendapatkan perhatianmu. Aku menunggu dan bersabar untuk sesuatu yang tidak pasti. kamu tak tau bagaimana aku menyukai senyummu dan tawamu. Kamu tak tau bagaimana aku mencintaimu dengan caraku. Kamu tidak tau bagaimana aku berusaha mengalihkan perhatianmu kepadaku. Kamu tak tau betapa sulitnya bersabar  aku tidak meminta status yang kau perjelas aku hanya meminta kamu memahamiku dan hatiku. Dan menghargai perjuanganku selama ini, ya selama aku diam disampingmu. Walaupun kamu tak pernah menganggapku ada aku tak mengerti mengapa aku tetap mecintaimu. Setiap orang yang berharap, selalu ada harapan bukan? Aku tak mengerti mengapa sebodoh ini. Aku tak mengerti mengapa aku begitu mencintai orang yang bahkan tidak memperhatikan perjuanganku. Orang yang tidak perduli denganku. Tetapi aku selalu mencoba memahami kenyataan yang ada karna jika kau terus menghindari kenyataan, bukankah hatimu sendiri yang akan terluka?

Sabtu, 08 Maret 2014

Fact people in love

When you lose someone, Someone you love . When they break your heart, It’s the hardest thing you could even go through. And no matter how much time has passed,It never really goes away.You may think you’re getting better. But then you get a flashback ,Or hear a song that reminds you of a memory . And it hits you all over again, all at once,Like a stab in the chest. You fall apart for the hundredth time,And you feel like you just want to crawl under a rock and never come out. You love this person with all of your heart, even though you know you shouldn’t.That hurt you worse than you’ve ever been hurt...They stole your happiness...But yet , you still want them and only them!Other people come along and give you chances to moveon, but.....you know you don’t want to. It’s upsets you that you might moving on,because you promised you never would. And even if they broke all their promises. You want to keep yours on top of that you’re terrified..Terrified of getting hurt again.... But it’s like it matters anyway,at the end of the day you’re still thinking about the prson who has left you completely broken.You don’t want to miss them anymore.....You don’t want to love them anymore..But you know you always will:')

Rabu, 19 Februari 2014

secret admirer✌

Pernahkah kamu merasakan rasanya jatuh cinta diam diam? Semacam menjadi secret admirer seseorang! Aneh tapi kamu akan merasakan sesuatu yang berbeda, jika kamu menjadi secret admirer seseorang. Tanpa kamu sadari dia merubah segalanya dihidupmu. Berbicara lebih lembut kepadanya, diam saat dia menatapmu, bahagia saat dia tertawa bersamamu. Hal hal sekecil apapun yang kamu lakukan dengannya menjadi bagian yang tak terlupakan dan masuk dalam catatan sejarah kecil dihidupmu. Walaupun dia tak tahu perasaanmu dan tak mengerti rasanya jadi kamu. Rumit, sulit, memendam itu hanya beberapa kata untuk mengungkapkan rasa sakitnya menjadi secret admirer kamu. Aneh aku tetap melihatmu walaupun kamu tak sedikitpun memperhatikan aku, ada gejolak aneh dihatiku saat mendengar kamu dekat dengan yang lain, aneh rasanya bahwa aku benar benar menjadi secret admirer kamu. Rasanya aku ingin berteriak dan menggemakan namamu keseluruh penjuru dunia agar semua tau aku mencintaimu. Cinta? Apa aku mencintaimu? Oh tidak! Aku hanya nyaman didekatmu itu saja. Tunggu apakah aku menyangkalnya? Oh tidak!!! Aku membohongi hatiku sendiri. Aku suka mata sendumu, aku suka senyum manismu, aku suka caramu bertindak bodoh didepanku, aku suka leluconmu, aku suka caramu membuatku tersenyum, aku suka saat kamu berbicara denganku, aku suka saat aku duduk disampingmu dan memperhatikan wajahmu secara diam diam, aku suka kamu yang jutek, tapi aku tak suka saat kamu manis dengan semua wanita. Kamu tau rasanya jatuh cinta? Kamu tau rasanya diam diam mencintai seseorang yang selalu ada disampingmu? Kamu tau rasanya menjadi aku? Bahkan aku sendiripun tak mau menjadi diriku. Menjadi seseorang yang hanya dapat memperhatikanmu dari jauh, akupun tak mengerti bahkan saat aku dekat denganmu aku masih merasa jauh. Mungkin kita belum waktunya untuk dipersatukan. Atau mungkin rasaku hanya untuk sementara saja. Tetapi……..kenapa jika perasaan ini hanya untuk sementara saja, kenapa namamu selalu kumasukkan dalam doaku? Kenapa kamu selalu datang dalam mimpiku dan datang membawa harapan indah dalam mimpiku? Aku pun tak mengerti mulai kapan semua ini bisa terjadi. Awalnya aku hanya menganggap perasaan ini sesederhana saat aku nyaman dengan seseorang yang kujadikan tempat cerita namun makin kesini perasaanku makin mendalam, bukan menghilang tapi berubah menjadi lebih dalam. Kamu tak sedikitpun memberi harapan, aku yang berharap lebih darimu. Aku yang terlalu bodoh menganggap semua hal hal yang ada di mimpi bisa terjadi di kehidupanku. Mimpi hanyalah mimpi yang tak akan mengubah kau berada di dekatku. Walau hanya dalam mimpi aku bisa bertemu denganmu dan melakukan hal hal indah tak apa. Tak apa kau tetap menjadi khayalanku. Menurutku bertemu denganmu merupakan keberuntungan dalam hidupku, aku masih bisa merasakan cinta, cemburu, bodoh. Lucu mungkin semua ini tapi yang aku tahu Allah selalu mempertemukan seseorang dengan seseorang karena sebuah alasan entah itu sebuah pelajaran berharga atau jalan menuju kebahagiaan. Mungkin aku tidaklah sempurna untuk dirimu seperti yang lain. Dan mungkin kamu bukan tujuan hidupku. Aku selalu mencoba membiasakan diriku sendiri untuk tidak bergantung pada seseorang. Aku mencoba untuk tidak memaksakan hal yang seharusnya tidak bisa dipaksakan, aku mencoba untuk menyusun kehidupan terbaikku menuju takdirku yang akan berujung indah. Kamu hanya mimpiku, khayalanku, dan bagian dari hidupku. Aku yakin jika suatu hari nanti kita bertemu mungkin cinta belum datang terlambat. Mungkin bukan sekarang tapi nanti. Mungkin suatu hal akan terjadi dimasa depan. Tidak sesuai dengan kemauanku, atau mungkin Allah telah mempersiapkan yang indah dihidupku? Aku akan selalu mendoakanmu dan juga kebahagiaan hidupmu. To : My Dreams. “Hai kamu yang selalu menjadi yang terindah dalam hidupku. Tetaplah menjadi yang paling indah diantara yang terindah. Kamu akan selalu menjadi mimpi indahku. Semoga kamu selalu mendapatkan kebahagiaan dihidupmu. Dan jika suatu hari nanti aku dan kamu akan bertemu….cinta ini belum datang terlambat! Jika boleh aku mengungkapkan rasa ini aku sangat mencintaimu dalam diamku, aku senang melihatmu tersenyum meskipun itu bukan karna aku. Kamu itu indah dan akan selalu menjadi yang paling indah. Mungkin kamu belum mengerti bagaimana perasaanku padamu. Kamu pun tak juga menanyakan perasaanku untukmu. Sekarang aku menuliskan semua ini, semua perasaan indah ini untukmu. Aku memang belum menyatakannya padamu, aku merasa belum pantas untuk dirimu. Aku belum menyerah untuk mendapatkanmu, aku hanya menunggu waktu yang tepat. Karna aku yakin semua akan berjalan menuju kebahagiaan. Mungkin saat kamu sedang bersama dia, kamu tidak akan memikirkan aku yang selalu terbangun sedih saat mengingat namamu dan nama dia. Kamu itu penerang jalanku yang berliku. Kamu itu bintang dihatiku. Kamu itu pelangi yang selalu memberi warna dihidupku. Jantungku berdebar setiap aku mengingatmu. Saat kamu tak ada aku merasa ada yang kurang.Tiap kali aku berdoa agar suatu saat kau bisa cinta padaku.”

Kamis, 02 Januari 2014

Everything Happens For Reason #WFFB

FanFiction ini diambil dari novel Refrain, Remember When dan Ai karya Winna Efendi Niki dan Nata beranjak dari kelasnya menuju kantin Annalise berlari mengikuti mereka. Niki terkesima melihat anak anak basket melewatinya, ada salah satu cowok yang Niki tidak mengenalinya dan merasa baru melihatnya di sekitar sekolah ini. Dia berlari mendekati Nata yang sudah mulai menjauhi Niki dan Annalise. “Nata….itu siapa kamu kenal gak? Kok kayaknya aku baru liat?” “Gatau, genit banget kebiasaan. Belum kenal gausah ganjen deh!” jawab Nata sinis “Udah, udah Nik. Nanti kita coba cari tau aja ya..” Annalise berkata sambil menarik tangan Niki. Niki memikirkan cowok yang tadi ada di lorong dekat kantin. Entah kenapa dia tiba tiba memikirkannya. Annalise yang sudah mengerti tingkah Niki yang sedang jatuh cinta diam saja melihatnya, sedangkan Nata cowok cuek yang susah ditebak ini memperhatikan Niki dengan wajah yang penasaran tapi tidak mau untuk bertanya sepatah katapun. Saat Niki sedang membayangkan wajahnya tiba tiba dia memalingkan muka dari arah Nata dan Annalise saat ia berbalik tanpa sengaja ia sudah melihat cowok yang tadi ia temui di lorong. Dia langsung tersenyum dan berbalik arah lagi menuju Annalise dan Nata. “Cie” ledek Annalise. “Apaa sih Na!” jawab Niki sambil tersipu malu. Nata hanya memperhatikan cowok yang sedang membuat Niki terpesona itu. Dia tidak sama sekali mengerti apa yang Niki lihat dari cowok yang tinggi besar, bermata belo, serta berkulit sawo matang itu. “Kok jutek gitu sih ngeliatnya. Gak suka kamu Nat? kamu kalo ngeliat orang gausah begitu bisa? Aku jadi risih” Niki yang tadi diam tiba tiba dia melontarkan kata yang harusnya tidak dia ucapkan. “Nggak.” Jawab Nata singkat. “Yaudah terserah” Niki pergi meninggalkan Nata dan Annalise. Nata hanya terdiam melihat Niki pergi ia tidak sama sekali mengejar ataupun memanggil Niki, begitulah Nata dengan sikap cueknya. Annalise berlari mengejar Niki yang sudah jauh dari kantin sambil menatap Nata heran. “Pikiran cewek itu gabisa ditebak. Dikit dikit marah, sensitif. Kalo pake hati nyakitin, kalo pake logika beda jalan pikirannya.” Ucap Nata dalam hati Dia hanya terdiam sembari melihat cowok yang sekarang ada di depannya itu. Dia mendengar beberapa temannya memanggilnya “Adrian”. Ya dia mendapatkan beberapa informasi tentangnya, semenjak tadi Niki dan Annalise meninggalkannya di kantin. Semenjak kejadian di kantin Niki tidak mau berbicara kepada Nata sama sekali dia hanya terdiam jika melihat Nata di dekatnya. “Maaf. Aku tau nama cowok itu Adrian. Kelas X IPA-4. Pindahan dari Bali.” Nata mendekati Niki sambil menjulurkan tangannya sebagai bentuk permintaan maaf. “Yang bener Nat? kamu tau darimana? Oh god thank you Nat!” Niki dengan heboh menjawab dan melupakan masalahnya dengan Nata. “Ya” Jawab Nata singkat. Dia menarik tangan Annalise untuk mendekatkan dia diujung pintu kelas Adrian. “What are you doing Nik? Jangan bikin malu dong” “Coba lo liat ada atau enggak si Adrian!” “Gada ayok cabut.” Saat Niki nengok menghadap ke belakang Adrian yang sudah dari tadi berdiri di belakangnya hanya terdiam dan berkata. “Lo nyari gue? Lo siapa?” “Em…gue,gue,gue..” Niki tertunduk diam menjawab dengan gugup. “Ini namanya Niki. Dia ngefans kayaknya sama lo” Annalise mengambil alih pertanyaan Adrian. “Nah! Eh!” Niki menutup mulutnya menggunakan tangannya. Annalise dan Adrian hanya tertawa melihat tingkah Niki yang salah tingkah di depan Adrian. Adrian pun mulai tertarik melihat Niki, tingkah dia yang spontan dan tanpa basa basi itu membuat Adrian mulai menganggumi dia. Entah kenapa Adrian mulai menyukai sifat Niki dengan cara Niki yang seperti itu, berani mencoba mencari tahu gebetannya tanpa basa basi. Adrian hanya tersenyum melihat Niki yang salah tingkah didepannya sekarang. “Ian, aku kekelas ya. Bye” Niki meninggalkan Adrian yang sedang berdiri didepan pintu kelas tadi. Niki merasa bingung dan takut membuat ilfeel orang yang sekarang dia sukainya itu. Dia hanya tersenyum senyum sendiri mengingat tingkah lakunya yang tadi. Tiba tiba ada friend request dari bbm “Adrian” Niki yang tadinya sedang duduk langsung terlonjak melihat bb dia ada friend request dari Adrian. Dia merasa sangat bahagia, dia merasakan jatuh cinta. Hal yang sudah lama ia tunggu tunggu. Saat itu juga Adrian dan Niki sering chatting, hingga akhirnya perasaan Niki makin mendalam. Adrian tidak sama sekali memberikan kepastian tentang hubungannya dan Niki. Niki pun merasa lelah harus seperti ini sudah berbulan bulan dalam ketidakpastian yang belum jelas tujuannya. Saat Niki sedang bersama Annalise di Ancol Niki mendengar kabar bahwa Adrian kecelakaan, Niki menarik Annalise yang sedang menikmati es kelapa mudanya. “Mau kemana sih?” “Rumah Adrian!” “Lo tau?” “Enggak!” “Bodoh!” “Emang. Cinta itu selalu nunjukin jalannya. Trust me!” Niki dan Annalise berlari dari pantai Ancol hingga jalur busway. Annalise hanya bisa terdiam melihat tingkah sahabatnya yang sedang jatuh cinta sekaligus bingung itu. Anna hanya bingung, dia benar benar tidak mengetahui rumah Adrian tetapi dia percaya bahwa cinta akan menunjukkan jalannya. Tak ingin mempercayai Niki sepenuhnya tentang apa yang sudah dikatakannya tetapi Anna hanya ingin menemani sahabatnya itu. Saat sudah sampai di rumah Anna, Niki langsung mengajak Ana mengambil motornya. Dia dan Anna langsung pergi ke daerah yang belum dikenalnya. Niki mengetahui arah keluar rumah itu tetapi Niki tidak paham letak gang disekitar situ. Niki berdiri didepan pagar berwarna emas kecoklatan tadi dia bertanya kepada mantannya Sei dan Sei berkata bahwa “Rumah Adrian pagarnya berwarna emas. Terletak di jalan mawar.” Tanpa memberi nomor rumah Adrian. Niki berdiri diam tidak memanggil Adrian dia membawa kantong plastik berisi berbagai macam buah buahan. Annalise terus menyuruh Niki untuk memanggil Adrian. Niki hanya terus terdiam. Setengah jam sudah berlalu. Akhirnya Anna memutuskan untuk suit agar menentukan siapa yang harus memanggil Adrian lebih dulu dan Anna pun yang kalah dan ia harus memanggil Adrian terlebih dahulu. “Ian,Ian..gantian!” teriak Anna “Assalamualaikum, Ian…” Niki baru mulai mengeluarkan suaranya. Banyak anak kecil yang berlalu lalang sejak tadi. Sudah 1 jam Niki dan Anna memanggil Adrian tapi rumahnya terlihat kosong dan tidak ada tanda ada orang didalam rumah itu. Tiba tiba ada anak kecil datang menghampiri Niki dan Anna “kakak nyari rumah kak siapa?” “kak Adrian.” “Rumahnya disitu bukan disini..” Niki dan Anna bertatap muka sambil tertawa bersama sama. “Makasih adek!” Niki dan Anna berjalan menuju rumah Adrian yang sebenarnya. “Ian, assalamualaikum..” teriak mereka berdua “Iya waalaikumsalam. Nyari siapa? Adrian? Masuk aja langsung kekamarnya.” Jawab ibu yang mirip sekali dengan Adrian mungkin itu ibunya fikir Niki. “Iya tante makasih ya..” Niki dan Anna berjalan berdorongan menuju kamar Adrian. Saat sudah hampir tiba dikamar Adrian dia melihat Sei di depan pintu kamar Adrian. “Sei!” teriak Niki memanggil Sei. “Hah? Ngapain lo pada kesini? Ian ada Niki!” muka Sei terlihat kaget melihat mereka berdua tiba dirumah Adrian. Dia langsung keluar dari kamar Adrian dan Adrian menutup pintu kamarnya. “Kok ditutup? Gue gaboleh kesini? Katanya Adrian kecelakaan yaudah gue dateng kesini. Lo kok kesini? Kok jahat sih gangasih nomor rumah Adrian gue tadi udah satu setengah jam didepan rumah yang salah untung ada anak kecil ngasih tau” jawab Niki lemas. Anna memperhatikan gerak gerik Sei yang terlihat aneh, Anna juga merasa kasihan pada Niki yang sudah mengharapkan sesuatu tetapi hasilnya malah berbeda. Perasaannya pun menjadi hambar saat tiba dirumah Adrian. “Woi Adrian ada Niki buka pintu kamar lo!” Tak ada jawaban dari kamar Adrian, Niki berlari keluar tidak sengaja ia menjatuhkan buah buahan yang ia pegang tadi didepan kamar Adrian. Anna hanya mengikuti Niki dari belakang sambil berlari. “Mau kemana?” Tanya ibunya Adrian. “Pulang tan..” jawab Niki singkat “Kok sebentar banget?” “Iya. Hehehe” Niki berlari menuju sepeda motor Anna. Tidak lama Ibu Adrian dan Sei berteriak memanggil nama Niki dan Anna. Niki mencoba menghiraukannya, namun Ibunya Adrian mendekati Niki dan Anna yang sudah duduk di jok motor. “Mau kemana? Masuk dulu” ujar ibu Adrian. “Udah tadi tante..” jawab Niki “Tidak baik bertamu meninggalkan kesan buruk. Ayo tante antar ke kamarnya Adrian” ibu Adrian bertutur kata lembut dan akhirnya Niki dan Anna tidak jadi pulang mereka masuk ke kamar Adrian. Adrian yang sedang tiduran hanya terdiam melihat Niki dan Anna yang masuk kedalam kamarnya, kaki Adrian yang di gips ditutupi oleh selimut. Banyak perban yang menghiasi tangan dan mukanya. Niki merasa kasihan, Niki pun hanya terdiam melihat Adrian. Dia tak banyak menatap Adrian dia lebih sering memperhatikan barang yang ada di kamar Adrian. Dia ingin pulang, tetapi belum ada sepatah katapun keluar dari mulutnya semenjak ia berada di kamar Adrian. Niki dan Anna izin untuk pamit pulang dan mengucapkan agar Adrian cepat sembuh. Adrian tersenyum melihat Niki. Beberapa kali Niki mendengar kabar bahwa Adrian kecelakaan itu hanya mencari perhatian belaka. Niki tidak mempercayainya. Dia hanya diam, banyak yang sudah mengetahui bahwa Niki kerumah Adrian saat itu. Niki merasa sangat dibohongi, dia masih tidak percaya, dia juga merasa sedih kenapa saat ia percaya cinta itu ada dan cinta itu akan menunjukkan jalannya justru ia ditunjukkan jalan untuk jatuh bukan untuk terbang tinggi. “Apa bener itu semua bohong?” Niki berteriak di depan ruang perpustakaan. “Nggak, semua itu salah. Aku gak bohongin kamu.” “Bohong!” “Aku gak bohong” Adrian memeluk Niki didepan banyak orang. Saat itu dia merasa bahwa Adrian tidak mungkin membohonginya. “Aku nyaman sama kamu..” Adrian berkata seperti itu saat sedang memeluk Niki tadi. Niki merasa sudah terbang tanpa batasannya. Tidak lama setelah itu Niki terus memberi kode untuk Adrian agar segera memberi kepastian tetapi Adrian tak kunjung memberi kepastian. Beberapa hari setelah kejadian di depan perpustakaan semua anak di sekolah jadi tahu bahwa Niki dekat dengan Adrian tetapi Niki mendengar bahwa Adrian kemarin dekat dengan Ai. Ia cukup sesak mendengar hal itu, saat ia mencoba mencari tahu tentang Ai ternyata Ai mantan kekasih Adrian. Dulu Adrian saat SMP sekolah di Jakarta tetapi saat naik kelas 2 tiba tiba saja dia pindah ke Bali. Dan saat kembali lagi ke Jakarta dia sudah SMA dan bertemu mantannya saat masih SMP itu di sekolah ini. Niki merasakan cinta dia bertepuk sebelah tangan. Saat itu juga Niki masih ingin mencoba mencari tahu tentang kecelakaan Adrian kemarin. Anna tiba tiba berlari menuju Niki. “Nik, lo musti tau! Lo dimalu maluin di depan temen temen Adrian. Dia bohong dia gak kecelakaan sama sekali! Ternyata dia cuma mau cari sensasi ke elo!” “Tau darimana?” “Gue sama Nata kemarin kerumah Adrian trus gue nanya nanya ke nyokapnya.” Niki berlari menuju taman meninggalkan Anna. Saat itu Nata duduk di samping bangku tempat Niki duduk. Ditengah taman sekolah Niki menundukkan badannya. Nata terdiam melihat sahabatnya menangis namun ia mencoba menggenggam erat tangan Niki yang penuh dengan air mata. “Nik, gapapa kan?” Niki terus menangis, Nata mencoba memegang pundak Niki agar duduk tegak namun Niki tetap menundukkan badannya. Saat Niki sudah tidak sanggup lagi menahan semuanya Niki memeluk Nata sekarang yang ada disampingnya, dia merasakan nyaman saat berada di dekat Nata. Dia merasa semua beban yang ada hilang saat merasakan hangat tubuhnya Nata. Anna menghampiri mereka berdua dan mencoba mengerti apa yang telah terjadi. Dia duduk di samping Niki dia hanya terdiam melihat keduanya. Semenjak saat itu Niki lebih banyak menghabiskan waktu bersama Annalise dan Nata, dia melupakan Adrian yang dulu menjadi incaran hatinya sampai sampai Niki tidak menghabiskan waktu main bersama mereka. Saat itu terdengar kabar bahwa Adrian dan Ai sudah balikan lagi. Niki merasa sangat dibodohi olehnya tetapi ia mendapatkan suatu pelajaran berharga. “Jika dia mencintaimu dia tidak akan membiarkanmu menunggunya tanpa kepastian. Dia yang akan menuntunmu menuju suatu tujuan yang pasti dan jelas. Semua butuh proses tetapi sebuah proses juga harus memiliki suatu tujuan yang pasti. Saat kamu menetapkan tujuan hidupmu disitulah kamu memulai proses yang panjang dan akan membawa hidupmu mengikuti alur tujuan hidupmu. Yang berpasangan lebih terlihat indah dibanding dengan yang sendirian. Bersama sahabatmu, semua waktu akan terjawab. Biarkan semua mengalir begitu saja. Jangan menunggu seseorang yang tidak tepat untuk hidupmu, jangan menunggu dia yang tidak mencintaimu itu bukanlah kesabaran itu adalah sebuah kebodohan yang sering kita sebut sabar. Dia yang tidak mencintaimu untuk apa ditunggu sudah jelas dia tidak akan mencintaimu, cinta tidak harus memiliki biarkan rasa cinta itu hilang dan tumbuh dengan sendirinya. Nikmati hidupmu selagi hidupmu masih indah dan masih banyak waktu untuk hal yang lebih dapat membahagiakan hidupmu. Jangan buang waktumu untuk hal yang tidak membahagiakan hidupmu. Carilah seseorang yang dapat mebahagiakanmu dan carilah orang yang dapat mencintaimu. Carilah! Karna kebahagiaan hiudp itu dicari bukan ditunggu. Jangan menyalahkan takdir jika dirimu sendiri masih dapat mengupayakan yang seharusnya kamu dapatkan lebih. Semua itu sebenarnya tergantung dirimu sendiri.”