Selasa, 17 Maret 2015

Tentang Luka

Aku dan kamu.Seperti memaksa membirukan senja yang tetap saja berwarna merah. Aku dan kamu memang tidak ditakdirkan untuk bersama. Takdir tetap berkata tidak,namun kamu selalu menyangkalnya. Percaya atau tidak begitulah kenyataanya. Jangan menyangkalnya karena hanya akan sia sia. Akupun mencoba menghapus namamu dihatiku. Menghapus bayangmu dari ingatanku,sulit…… Memang tidak mudah, namun aku terus mencoba membiarkan senja tetap indah dengan warna orange dilangitnya. Sulit untuk tidak mencintaimu. Sulit untuk melupakan namamu. Sulit untuk menghapusnya. Kebohongan terbesar yang kulakukan adalah saat aku berkata bahwa aku tak mencintaimu dan membiarkanmu untuk tak mencintaiku

The Truth

Semuanya berubah. Aku dan kamu. Mungkin semua hanya berpura pura bahwa semua terlihat baik baik saja dan melupakan semua yang sudah terjadi. Semua menghilang tanpa bekas. Tanpa meninggalkan setetes kebahagiaan. Semua diam tak bicara. Semua tiba tiba menjadi bisu.Saat sepi menyergap air matapun berbicara. Aku mengingat jelas..Waktu dimana aku dan kamu bermain diatas ayunan,menikmati hembusan angin,merasakan sejuknya angin berhembus menerpa wajah yang membuat kesejukan tersendiri yang tak dapat aku lupa sambil tertawa diatas ayunan kayu. Waktupun menjawab semua pertanyaan..Kamu meninggalkanku diatas ayunan sendirian. Meninggalkanku untuk menikmati sejuknya angin yang menerpa wajah sendiri.Tanpa kamu… Kamu telah pergi bersama dia .Kamu menganggapku tak ada. Kamu menganggapku hilang, bahkan kamu tak butuh lagi diriku. Hidupku bagaikan sekotak coklat yang tidak tau ditunjukkan untuk siapa. Bagai etangkai bunga yang kehilangan mahkotanya. Seperti air yang tak tau akan bermuara kemana. Selamat berbahagia disana aku selalu menunggumu disini, diatas ayunan ini yang menjadi saksi semua kisah kita. Selamat tinggal kasih. Aku terdiam membayangkan wajahmu masih duduk disampingku. Aku terdiam dan kembali memainkan layarku ke masa lalu

Untitled

‘Aku mencintaimu’ ‘Jangan katakan itu lagi!’ ‘Aku sangat mencintaimu…’ ‘Mengapa kamu tak pernah menyadarinya dulu saat aku mencintaimu? Mengapa kamu sekarang datang kembali lagi kesini dan membiarkan aku memilih antara kamu dan dia? Ini begitu menyakitkan untukku. Pergi lah aku tak lagi membutuhkan kata cinta darimu nyatanya dia lebih mencintaiku, dia lebih menghargaiku dan dia lebih mengerti aku.’ Air mata mengalir begitu saja saat aku mengingat malam itu. Dia sesosok pria yang dulu aku cintai, dia dulu pria yang sosoknya tak pernah aku lupakan. Saat itu aku masih mencintainya dan masih terus memperjuangkannya saat dia benar benar tidak pernah menengok sedikitpun ke arahku. Saat itu aku benar benar mencintainya, mencintai seseorang yang tak pernah melihatku. Aku tak pernah menyesal pernah mencintai seseorang namun pada saat yang sama orang yang dicintai lebih mencintai yang lain dibandingkan dengan diriku. Aku selalu menyadarkan kepada diriku sendiri apa yang telah aku lakukan. Mengapa pria itu selalu hadir dalam ingatanku? Mengapa dia tak pernah pergi dari ingatanku……

Move

Malam itu kamu terus menggenggam erat jemariku. Aku terus menangis dipelukanmu. Aku tak pernah berfikir mengapa kamu mengecewakan aku. Aku tak pernah mau disakiti oleh orang yang benar benar aku cintai. Hati ini terasa begitu perih ketika kamu menjelaskan semua yang sudah terjadi saat aku melihatmu tadi sedang jalan bersamanya. Kamu terus menceritakan dan terus menjelaskan semuanya, semua yang sudah terjadi antara kamu dan dia. Aku tak pernah sedikitpun berfikir bahwa kamu akan menduakanku dan bermain dibelakangku. Aku tak pernah sedikitpun ingin seseorang yang aku cintai mencintai orang lain. Kamu terus berkata “Aku sangat mencintaimu…” tanpa berfikir betapa sakitnnya hatiku saat aku melihatmu menggenggam tangannya. Aku tak ingin dicintai dalam kebohongan, aku tak ingin bersama orang yang mencintai wanita lain selain aku. Dulu aku hanya wanita yang hanya bisa berdiri disampingmu dan terus menggenggam erat tanganmu, sekarang aku tak bisa menjadi wanita seperti itu….sekarang aku harus pergi mencari pria yang benar benar dapat membuatku merasa dicintai dan membuatku merasa akulah yang hanya satu satunya dihidupnya.

Rindu

Semua terasa begitu menyesakkan dada ketika rindu mulai datang. Mengharapkan kamu berada disampingku dan memeluk hangat tubuh ini. Begitu banyak yang ingin aku ceritakan kepadamu tentang lembaran baruku, begitu banyak rindu ini hingga aku tak dapat lagi menampung air mataku yang saat ini terus berjatuhan karna aku terlalu merindukanmu. Aku sangat merindukanmu. Banyak waktu yang tak lagi dapat aku lewati bersamamu. Banyak waktu yang aku habiskan untuk melihat pesan singkat darimu tanpa memperhatikan bahwa sebenarnya, kamu sibuk dengan duniamu dan terlalu menyempatkan dirimu untuk mengirim pesan pesan itu untukku. Aku tak dapat menyangkalnya bahwa semua sudah berubah semenjak kita mulai memilih jalan yang berbeda, aku juga tak dapat menghindari semua perubahan yang terjadi. Aku sangat mencintaimu. Begitu singkatnya 1 kalimat yang tersusun rapih namun sangat bermakna karna hanya itu yang dapat membuat aku bertahan dalam kerinduan ini. Aku selalu menunggu waktu yang tepat agar kita dapat bertemu. Aku akan selalu menunggu waktu itu datang. Semua kerinduan ini begitu tersusun rapih dalam hati ini, begitu banyak hal yang ingin aku lakukan saat bertemu denganmu. Namun saat pertemuan itu datang, hanya dengan melihatmu saja hati ini sudah luluh dan tak dapat lagi berkata apapun. Hanya duduk diam disampingmu dan memelukmu pun sudah cukup mengobati semua rindu yang aku pendam. Dan selalu berharap agar ini bukan pertemuan kita yang terakhir………

Kamis, 24 Juli 2014

Bukan saatnya!

Mungkin belum saatnya untuk aku mengatakan yang sebenarnya, mungkin aku belum ditakdirkan untuk bersamanya dan mungkin aku memang bukan untuknya. Begitu banyak kata ‘mungkin’ dihidupku yang masih belum terjawab dan selalu menjadi tanda Tanya besar dihidupku. Kamu takkan mengerti betapa sakitnya bertahan dalam ketidakpastian yang sangat menyesakkan dada ini. Begitu banyak pertanyaan yang belum terjawab dan masih menjadikan rasa ini tergantung. Tak dapat dipungkiri lagi jika aku hanya seorang wanita yang hanya bisa menahan rasa ini dan menahan ego untuk tak menyampaikannya. Karna wanita selalu membiarkan waktu yang menjawabnya. Aku lelah dengan semua ini, aku lelah dengan kamu yang seenaknya datang dan pergi dihidupku, kamu terlalu hitam-putih dihidupku. Memang aku yang terlalu bodoh berharap lebih dan membiarkan rasa ini terus muncul dan memikirkan seseorang yang tak jelas memikirkan aku atau tidak. Ya aku sangat bodoh, untuk apa aku memikirkan seseorang yang tidak benar benar selalu ada untukku dan tak selalu menganggap kehadiranku penting dihidupnya. Untuk apa aku mempertahankan seseorang yang tak memberikan aku kejelasan. Aku benar benar tak ingin mempunyai perasaan untuk seseorang yang perasaanya tak ditujukan untukku. Sejujurnya aku merindukanmu, aku rindu candamu di telfon tengah malam, aku rindu saat kamu sedang memainkan petikan gitarmu, aku rindu saat kita saling bercerita satu sama lain tentang impian kita, aku rindu mendengar suaramu. Banyak hal yang membuat aku dengan begitu cepat mengingat namamu dan sebegitu cepat juga aku merindukanmu. Begitu jelas semua ku ingat tentang kita dalam waktu yang singkat tapi cukup indah untukku. Aku pun tak mengerti mengapa aku masih bertahan sebegitu lamanya hanya untuk kamu yang tak bertahan untukku. Jika memang kamu bukan untukku aku ingin benar benar melupakanmu dan menghapus kamu dalam hidupku, seberat apapun itu akan aku lakukan jika kamu juga sudah bahagia dengan pilihanmu. Aku tak ingin terus menerus terdiam dalam kejatuhan. Aku hanya ingin bangkit dan mengepakkan sayapku dengan sendirinya tanpa harus bersamamu.

Selasa, 22 Juli 2014

Untitled

Semua terasa begitu menyesakkan dada ketika rindu mulai datang. Mengharapkan kamu berada disampingku dan memeluk hangat tubuh ini. Begitu banyak yang ingin aku ceritakan kepadamu tentang lembaran baruku, begitu banyak rindu ini hingga aku tak dapat lagi menampung air mataku yang saat ini terus berjatuhan karna aku terlalu merindukanmu. Aku sangat merindukanmu. Banyak waktu yang tak lagi dapat aku lewati bersamamu. Banyak waktu yang aku habiskan untuk melihat pesan singkat darimu tanpa memperhatikan bahwa sebenarnya, kamu sibuk dengan duniamu dan terlalu menyempatkan dirimu untuk mengirim pesan pesan itu untukku. Aku tak dapat menyangkalnya bahwa semua sudah berubah semenjak kita mulai memilih jalan yang berbeda, aku juga tak dapat menghindari semua perubahan yang terjadi. Aku sangat mencintaimu. Begitu singkatnya 1 kalimat yang tersusun rapih namun sangat bermakna karna hanya itu yang dapat membuat aku bertahan dalam kerinduan ini. Aku selalu menunggu waktu yang tepat agar kita dapat bertemu. Aku akan selalu menunggu waktu itu datang. Semua kerinduan ini begitu tersusun rapih dalam hati ini, begitu banyak hal yang ingin aku lakukan saat bertemu denganmu. Namun saat pertemuan itu datang, hanya dengan melihatmu saja hati ini sudah luluh dan tak dapat lagi berkata apapun. Hanya duduk diam disampingmu dan memelukmu pun sudah cukup mengobati semua rindu yang aku pendam. Dan selalu berharap agar ini bukan pertemuan kita yang terakhir………