Kamis, 24 Juli 2014

Bukan saatnya!

Mungkin belum saatnya untuk aku mengatakan yang sebenarnya, mungkin aku belum ditakdirkan untuk bersamanya dan mungkin aku memang bukan untuknya. Begitu banyak kata ‘mungkin’ dihidupku yang masih belum terjawab dan selalu menjadi tanda Tanya besar dihidupku. Kamu takkan mengerti betapa sakitnya bertahan dalam ketidakpastian yang sangat menyesakkan dada ini. Begitu banyak pertanyaan yang belum terjawab dan masih menjadikan rasa ini tergantung. Tak dapat dipungkiri lagi jika aku hanya seorang wanita yang hanya bisa menahan rasa ini dan menahan ego untuk tak menyampaikannya. Karna wanita selalu membiarkan waktu yang menjawabnya. Aku lelah dengan semua ini, aku lelah dengan kamu yang seenaknya datang dan pergi dihidupku, kamu terlalu hitam-putih dihidupku. Memang aku yang terlalu bodoh berharap lebih dan membiarkan rasa ini terus muncul dan memikirkan seseorang yang tak jelas memikirkan aku atau tidak. Ya aku sangat bodoh, untuk apa aku memikirkan seseorang yang tidak benar benar selalu ada untukku dan tak selalu menganggap kehadiranku penting dihidupnya. Untuk apa aku mempertahankan seseorang yang tak memberikan aku kejelasan. Aku benar benar tak ingin mempunyai perasaan untuk seseorang yang perasaanya tak ditujukan untukku. Sejujurnya aku merindukanmu, aku rindu candamu di telfon tengah malam, aku rindu saat kamu sedang memainkan petikan gitarmu, aku rindu saat kita saling bercerita satu sama lain tentang impian kita, aku rindu mendengar suaramu. Banyak hal yang membuat aku dengan begitu cepat mengingat namamu dan sebegitu cepat juga aku merindukanmu. Begitu jelas semua ku ingat tentang kita dalam waktu yang singkat tapi cukup indah untukku. Aku pun tak mengerti mengapa aku masih bertahan sebegitu lamanya hanya untuk kamu yang tak bertahan untukku. Jika memang kamu bukan untukku aku ingin benar benar melupakanmu dan menghapus kamu dalam hidupku, seberat apapun itu akan aku lakukan jika kamu juga sudah bahagia dengan pilihanmu. Aku tak ingin terus menerus terdiam dalam kejatuhan. Aku hanya ingin bangkit dan mengepakkan sayapku dengan sendirinya tanpa harus bersamamu.

Selasa, 22 Juli 2014

Untitled

Semua terasa begitu menyesakkan dada ketika rindu mulai datang. Mengharapkan kamu berada disampingku dan memeluk hangat tubuh ini. Begitu banyak yang ingin aku ceritakan kepadamu tentang lembaran baruku, begitu banyak rindu ini hingga aku tak dapat lagi menampung air mataku yang saat ini terus berjatuhan karna aku terlalu merindukanmu. Aku sangat merindukanmu. Banyak waktu yang tak lagi dapat aku lewati bersamamu. Banyak waktu yang aku habiskan untuk melihat pesan singkat darimu tanpa memperhatikan bahwa sebenarnya, kamu sibuk dengan duniamu dan terlalu menyempatkan dirimu untuk mengirim pesan pesan itu untukku. Aku tak dapat menyangkalnya bahwa semua sudah berubah semenjak kita mulai memilih jalan yang berbeda, aku juga tak dapat menghindari semua perubahan yang terjadi. Aku sangat mencintaimu. Begitu singkatnya 1 kalimat yang tersusun rapih namun sangat bermakna karna hanya itu yang dapat membuat aku bertahan dalam kerinduan ini. Aku selalu menunggu waktu yang tepat agar kita dapat bertemu. Aku akan selalu menunggu waktu itu datang. Semua kerinduan ini begitu tersusun rapih dalam hati ini, begitu banyak hal yang ingin aku lakukan saat bertemu denganmu. Namun saat pertemuan itu datang, hanya dengan melihatmu saja hati ini sudah luluh dan tak dapat lagi berkata apapun. Hanya duduk diam disampingmu dan memelukmu pun sudah cukup mengobati semua rindu yang aku pendam. Dan selalu berharap agar ini bukan pertemuan kita yang terakhir………