Kamis, 02 Januari 2014

Everything Happens For Reason #WFFB

FanFiction ini diambil dari novel Refrain, Remember When dan Ai karya Winna Efendi Niki dan Nata beranjak dari kelasnya menuju kantin Annalise berlari mengikuti mereka. Niki terkesima melihat anak anak basket melewatinya, ada salah satu cowok yang Niki tidak mengenalinya dan merasa baru melihatnya di sekitar sekolah ini. Dia berlari mendekati Nata yang sudah mulai menjauhi Niki dan Annalise. “Nata….itu siapa kamu kenal gak? Kok kayaknya aku baru liat?” “Gatau, genit banget kebiasaan. Belum kenal gausah ganjen deh!” jawab Nata sinis “Udah, udah Nik. Nanti kita coba cari tau aja ya..” Annalise berkata sambil menarik tangan Niki. Niki memikirkan cowok yang tadi ada di lorong dekat kantin. Entah kenapa dia tiba tiba memikirkannya. Annalise yang sudah mengerti tingkah Niki yang sedang jatuh cinta diam saja melihatnya, sedangkan Nata cowok cuek yang susah ditebak ini memperhatikan Niki dengan wajah yang penasaran tapi tidak mau untuk bertanya sepatah katapun. Saat Niki sedang membayangkan wajahnya tiba tiba dia memalingkan muka dari arah Nata dan Annalise saat ia berbalik tanpa sengaja ia sudah melihat cowok yang tadi ia temui di lorong. Dia langsung tersenyum dan berbalik arah lagi menuju Annalise dan Nata. “Cie” ledek Annalise. “Apaa sih Na!” jawab Niki sambil tersipu malu. Nata hanya memperhatikan cowok yang sedang membuat Niki terpesona itu. Dia tidak sama sekali mengerti apa yang Niki lihat dari cowok yang tinggi besar, bermata belo, serta berkulit sawo matang itu. “Kok jutek gitu sih ngeliatnya. Gak suka kamu Nat? kamu kalo ngeliat orang gausah begitu bisa? Aku jadi risih” Niki yang tadi diam tiba tiba dia melontarkan kata yang harusnya tidak dia ucapkan. “Nggak.” Jawab Nata singkat. “Yaudah terserah” Niki pergi meninggalkan Nata dan Annalise. Nata hanya terdiam melihat Niki pergi ia tidak sama sekali mengejar ataupun memanggil Niki, begitulah Nata dengan sikap cueknya. Annalise berlari mengejar Niki yang sudah jauh dari kantin sambil menatap Nata heran. “Pikiran cewek itu gabisa ditebak. Dikit dikit marah, sensitif. Kalo pake hati nyakitin, kalo pake logika beda jalan pikirannya.” Ucap Nata dalam hati Dia hanya terdiam sembari melihat cowok yang sekarang ada di depannya itu. Dia mendengar beberapa temannya memanggilnya “Adrian”. Ya dia mendapatkan beberapa informasi tentangnya, semenjak tadi Niki dan Annalise meninggalkannya di kantin. Semenjak kejadian di kantin Niki tidak mau berbicara kepada Nata sama sekali dia hanya terdiam jika melihat Nata di dekatnya. “Maaf. Aku tau nama cowok itu Adrian. Kelas X IPA-4. Pindahan dari Bali.” Nata mendekati Niki sambil menjulurkan tangannya sebagai bentuk permintaan maaf. “Yang bener Nat? kamu tau darimana? Oh god thank you Nat!” Niki dengan heboh menjawab dan melupakan masalahnya dengan Nata. “Ya” Jawab Nata singkat. Dia menarik tangan Annalise untuk mendekatkan dia diujung pintu kelas Adrian. “What are you doing Nik? Jangan bikin malu dong” “Coba lo liat ada atau enggak si Adrian!” “Gada ayok cabut.” Saat Niki nengok menghadap ke belakang Adrian yang sudah dari tadi berdiri di belakangnya hanya terdiam dan berkata. “Lo nyari gue? Lo siapa?” “Em…gue,gue,gue..” Niki tertunduk diam menjawab dengan gugup. “Ini namanya Niki. Dia ngefans kayaknya sama lo” Annalise mengambil alih pertanyaan Adrian. “Nah! Eh!” Niki menutup mulutnya menggunakan tangannya. Annalise dan Adrian hanya tertawa melihat tingkah Niki yang salah tingkah di depan Adrian. Adrian pun mulai tertarik melihat Niki, tingkah dia yang spontan dan tanpa basa basi itu membuat Adrian mulai menganggumi dia. Entah kenapa Adrian mulai menyukai sifat Niki dengan cara Niki yang seperti itu, berani mencoba mencari tahu gebetannya tanpa basa basi. Adrian hanya tersenyum melihat Niki yang salah tingkah didepannya sekarang. “Ian, aku kekelas ya. Bye” Niki meninggalkan Adrian yang sedang berdiri didepan pintu kelas tadi. Niki merasa bingung dan takut membuat ilfeel orang yang sekarang dia sukainya itu. Dia hanya tersenyum senyum sendiri mengingat tingkah lakunya yang tadi. Tiba tiba ada friend request dari bbm “Adrian” Niki yang tadinya sedang duduk langsung terlonjak melihat bb dia ada friend request dari Adrian. Dia merasa sangat bahagia, dia merasakan jatuh cinta. Hal yang sudah lama ia tunggu tunggu. Saat itu juga Adrian dan Niki sering chatting, hingga akhirnya perasaan Niki makin mendalam. Adrian tidak sama sekali memberikan kepastian tentang hubungannya dan Niki. Niki pun merasa lelah harus seperti ini sudah berbulan bulan dalam ketidakpastian yang belum jelas tujuannya. Saat Niki sedang bersama Annalise di Ancol Niki mendengar kabar bahwa Adrian kecelakaan, Niki menarik Annalise yang sedang menikmati es kelapa mudanya. “Mau kemana sih?” “Rumah Adrian!” “Lo tau?” “Enggak!” “Bodoh!” “Emang. Cinta itu selalu nunjukin jalannya. Trust me!” Niki dan Annalise berlari dari pantai Ancol hingga jalur busway. Annalise hanya bisa terdiam melihat tingkah sahabatnya yang sedang jatuh cinta sekaligus bingung itu. Anna hanya bingung, dia benar benar tidak mengetahui rumah Adrian tetapi dia percaya bahwa cinta akan menunjukkan jalannya. Tak ingin mempercayai Niki sepenuhnya tentang apa yang sudah dikatakannya tetapi Anna hanya ingin menemani sahabatnya itu. Saat sudah sampai di rumah Anna, Niki langsung mengajak Ana mengambil motornya. Dia dan Anna langsung pergi ke daerah yang belum dikenalnya. Niki mengetahui arah keluar rumah itu tetapi Niki tidak paham letak gang disekitar situ. Niki berdiri didepan pagar berwarna emas kecoklatan tadi dia bertanya kepada mantannya Sei dan Sei berkata bahwa “Rumah Adrian pagarnya berwarna emas. Terletak di jalan mawar.” Tanpa memberi nomor rumah Adrian. Niki berdiri diam tidak memanggil Adrian dia membawa kantong plastik berisi berbagai macam buah buahan. Annalise terus menyuruh Niki untuk memanggil Adrian. Niki hanya terus terdiam. Setengah jam sudah berlalu. Akhirnya Anna memutuskan untuk suit agar menentukan siapa yang harus memanggil Adrian lebih dulu dan Anna pun yang kalah dan ia harus memanggil Adrian terlebih dahulu. “Ian,Ian..gantian!” teriak Anna “Assalamualaikum, Ian…” Niki baru mulai mengeluarkan suaranya. Banyak anak kecil yang berlalu lalang sejak tadi. Sudah 1 jam Niki dan Anna memanggil Adrian tapi rumahnya terlihat kosong dan tidak ada tanda ada orang didalam rumah itu. Tiba tiba ada anak kecil datang menghampiri Niki dan Anna “kakak nyari rumah kak siapa?” “kak Adrian.” “Rumahnya disitu bukan disini..” Niki dan Anna bertatap muka sambil tertawa bersama sama. “Makasih adek!” Niki dan Anna berjalan menuju rumah Adrian yang sebenarnya. “Ian, assalamualaikum..” teriak mereka berdua “Iya waalaikumsalam. Nyari siapa? Adrian? Masuk aja langsung kekamarnya.” Jawab ibu yang mirip sekali dengan Adrian mungkin itu ibunya fikir Niki. “Iya tante makasih ya..” Niki dan Anna berjalan berdorongan menuju kamar Adrian. Saat sudah hampir tiba dikamar Adrian dia melihat Sei di depan pintu kamar Adrian. “Sei!” teriak Niki memanggil Sei. “Hah? Ngapain lo pada kesini? Ian ada Niki!” muka Sei terlihat kaget melihat mereka berdua tiba dirumah Adrian. Dia langsung keluar dari kamar Adrian dan Adrian menutup pintu kamarnya. “Kok ditutup? Gue gaboleh kesini? Katanya Adrian kecelakaan yaudah gue dateng kesini. Lo kok kesini? Kok jahat sih gangasih nomor rumah Adrian gue tadi udah satu setengah jam didepan rumah yang salah untung ada anak kecil ngasih tau” jawab Niki lemas. Anna memperhatikan gerak gerik Sei yang terlihat aneh, Anna juga merasa kasihan pada Niki yang sudah mengharapkan sesuatu tetapi hasilnya malah berbeda. Perasaannya pun menjadi hambar saat tiba dirumah Adrian. “Woi Adrian ada Niki buka pintu kamar lo!” Tak ada jawaban dari kamar Adrian, Niki berlari keluar tidak sengaja ia menjatuhkan buah buahan yang ia pegang tadi didepan kamar Adrian. Anna hanya mengikuti Niki dari belakang sambil berlari. “Mau kemana?” Tanya ibunya Adrian. “Pulang tan..” jawab Niki singkat “Kok sebentar banget?” “Iya. Hehehe” Niki berlari menuju sepeda motor Anna. Tidak lama Ibu Adrian dan Sei berteriak memanggil nama Niki dan Anna. Niki mencoba menghiraukannya, namun Ibunya Adrian mendekati Niki dan Anna yang sudah duduk di jok motor. “Mau kemana? Masuk dulu” ujar ibu Adrian. “Udah tadi tante..” jawab Niki “Tidak baik bertamu meninggalkan kesan buruk. Ayo tante antar ke kamarnya Adrian” ibu Adrian bertutur kata lembut dan akhirnya Niki dan Anna tidak jadi pulang mereka masuk ke kamar Adrian. Adrian yang sedang tiduran hanya terdiam melihat Niki dan Anna yang masuk kedalam kamarnya, kaki Adrian yang di gips ditutupi oleh selimut. Banyak perban yang menghiasi tangan dan mukanya. Niki merasa kasihan, Niki pun hanya terdiam melihat Adrian. Dia tak banyak menatap Adrian dia lebih sering memperhatikan barang yang ada di kamar Adrian. Dia ingin pulang, tetapi belum ada sepatah katapun keluar dari mulutnya semenjak ia berada di kamar Adrian. Niki dan Anna izin untuk pamit pulang dan mengucapkan agar Adrian cepat sembuh. Adrian tersenyum melihat Niki. Beberapa kali Niki mendengar kabar bahwa Adrian kecelakaan itu hanya mencari perhatian belaka. Niki tidak mempercayainya. Dia hanya diam, banyak yang sudah mengetahui bahwa Niki kerumah Adrian saat itu. Niki merasa sangat dibohongi, dia masih tidak percaya, dia juga merasa sedih kenapa saat ia percaya cinta itu ada dan cinta itu akan menunjukkan jalannya justru ia ditunjukkan jalan untuk jatuh bukan untuk terbang tinggi. “Apa bener itu semua bohong?” Niki berteriak di depan ruang perpustakaan. “Nggak, semua itu salah. Aku gak bohongin kamu.” “Bohong!” “Aku gak bohong” Adrian memeluk Niki didepan banyak orang. Saat itu dia merasa bahwa Adrian tidak mungkin membohonginya. “Aku nyaman sama kamu..” Adrian berkata seperti itu saat sedang memeluk Niki tadi. Niki merasa sudah terbang tanpa batasannya. Tidak lama setelah itu Niki terus memberi kode untuk Adrian agar segera memberi kepastian tetapi Adrian tak kunjung memberi kepastian. Beberapa hari setelah kejadian di depan perpustakaan semua anak di sekolah jadi tahu bahwa Niki dekat dengan Adrian tetapi Niki mendengar bahwa Adrian kemarin dekat dengan Ai. Ia cukup sesak mendengar hal itu, saat ia mencoba mencari tahu tentang Ai ternyata Ai mantan kekasih Adrian. Dulu Adrian saat SMP sekolah di Jakarta tetapi saat naik kelas 2 tiba tiba saja dia pindah ke Bali. Dan saat kembali lagi ke Jakarta dia sudah SMA dan bertemu mantannya saat masih SMP itu di sekolah ini. Niki merasakan cinta dia bertepuk sebelah tangan. Saat itu juga Niki masih ingin mencoba mencari tahu tentang kecelakaan Adrian kemarin. Anna tiba tiba berlari menuju Niki. “Nik, lo musti tau! Lo dimalu maluin di depan temen temen Adrian. Dia bohong dia gak kecelakaan sama sekali! Ternyata dia cuma mau cari sensasi ke elo!” “Tau darimana?” “Gue sama Nata kemarin kerumah Adrian trus gue nanya nanya ke nyokapnya.” Niki berlari menuju taman meninggalkan Anna. Saat itu Nata duduk di samping bangku tempat Niki duduk. Ditengah taman sekolah Niki menundukkan badannya. Nata terdiam melihat sahabatnya menangis namun ia mencoba menggenggam erat tangan Niki yang penuh dengan air mata. “Nik, gapapa kan?” Niki terus menangis, Nata mencoba memegang pundak Niki agar duduk tegak namun Niki tetap menundukkan badannya. Saat Niki sudah tidak sanggup lagi menahan semuanya Niki memeluk Nata sekarang yang ada disampingnya, dia merasakan nyaman saat berada di dekat Nata. Dia merasa semua beban yang ada hilang saat merasakan hangat tubuhnya Nata. Anna menghampiri mereka berdua dan mencoba mengerti apa yang telah terjadi. Dia duduk di samping Niki dia hanya terdiam melihat keduanya. Semenjak saat itu Niki lebih banyak menghabiskan waktu bersama Annalise dan Nata, dia melupakan Adrian yang dulu menjadi incaran hatinya sampai sampai Niki tidak menghabiskan waktu main bersama mereka. Saat itu terdengar kabar bahwa Adrian dan Ai sudah balikan lagi. Niki merasa sangat dibodohi olehnya tetapi ia mendapatkan suatu pelajaran berharga. “Jika dia mencintaimu dia tidak akan membiarkanmu menunggunya tanpa kepastian. Dia yang akan menuntunmu menuju suatu tujuan yang pasti dan jelas. Semua butuh proses tetapi sebuah proses juga harus memiliki suatu tujuan yang pasti. Saat kamu menetapkan tujuan hidupmu disitulah kamu memulai proses yang panjang dan akan membawa hidupmu mengikuti alur tujuan hidupmu. Yang berpasangan lebih terlihat indah dibanding dengan yang sendirian. Bersama sahabatmu, semua waktu akan terjawab. Biarkan semua mengalir begitu saja. Jangan menunggu seseorang yang tidak tepat untuk hidupmu, jangan menunggu dia yang tidak mencintaimu itu bukanlah kesabaran itu adalah sebuah kebodohan yang sering kita sebut sabar. Dia yang tidak mencintaimu untuk apa ditunggu sudah jelas dia tidak akan mencintaimu, cinta tidak harus memiliki biarkan rasa cinta itu hilang dan tumbuh dengan sendirinya. Nikmati hidupmu selagi hidupmu masih indah dan masih banyak waktu untuk hal yang lebih dapat membahagiakan hidupmu. Jangan buang waktumu untuk hal yang tidak membahagiakan hidupmu. Carilah seseorang yang dapat mebahagiakanmu dan carilah orang yang dapat mencintaimu. Carilah! Karna kebahagiaan hiudp itu dicari bukan ditunggu. Jangan menyalahkan takdir jika dirimu sendiri masih dapat mengupayakan yang seharusnya kamu dapatkan lebih. Semua itu sebenarnya tergantung dirimu sendiri.”